Kamis, 29 November 2012


NAMA KELOMPOK


CHINTA RIMA PRATIWI
RISQAN JADIDA NAINGGOLAN
YOHANA STEFANI SIREGAR
ABDI HAZMAN



KELAUTAN


TATANIAGA HASIL PERIKANAN
LEMBAGA DAN SALURAN TATANIAGA



PERSEMBAHAN


Hasil wawancara tentang proses tataniaga ini kami persembahkan untuk guru yang telah mengajari kami setiap harinya, khususnya ibu D. Waruwu, semua teman-teman kelas XII IPA 4, teristimewa orang tua kami tersayang yang selalu mendukung kegiatan belajar kami.
Semoga hasil wawancara kami ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan kita tentang saluran tataniaga yang ada di Kota Sibolga. 

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Kita Panjatkan ke Hadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmad dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat waktunya.Makalah ini membahas tentang  Lembaga dan saluran Tataniaga di Kota Sibolga.

Dalam menyusun makalah ini,kami banyak mendapatkan tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari banyak pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karenanya,kami mengucapkan terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini,semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya.Kritik konstruktif dari pembaca sangant kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.


Sibolga,    November 2011

                                                                 Penulis

DAFTAR ISI


Persembahan .......................................................................... i
Kata pengantar ....................................................................... ii
Daftar isi ................................................................................. iii
BAB I. Pendahuluan ............................................................... 2
Latar belakang ........................................................................ 3
      Tujuan penelitian .............................................................. 1
      Metode penelitian ............................................................ 1
      Manfaat penelitian ........................................................... 1
BAB II. Pembahasan ..............................................................   12
      Lembaga dan saluran tataniaga .......................................
      Dena saluran tataniaga yang ada di Sibolga ....................
      Rincian hasil wawancara ..................................................
BAB III. Penutup ....................................................................... 1
      Kesimpulan ......................................................................... 1


BAB I

PENDAHULUAN


Latar Belakang
Pembangunan perikanan berkaitan erat dengan proses pemanfaatan sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan sumber dana yang tersedia. Berdasarkan sifat sumberdaya alamnya,  pengembangan usaha perikanan tangkap sangat tergantung pada ketersediaan sumberdaya perikanan di suatu perairan. Namun menguasai dan memiliki sumberdaya alam perikanan saja tidaklah cukup. Sehubungan dengan hal tersebut, berbagai keunggulan komparatif yang kita miliki berupa melimpahnya sumberdaya alam perlu dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan demi pertumbuhan dan distribusi kesejahteraan. Bicara sumberdaya alam, tentu sumberdaya kelautan dan perikanan tak bisa dikesampingkan. Apabila sumberdaya kelautan dan perikanan ini digunakan dan dimanfaatkan secara optimal, akan menjadi salah satu soko guru perekonomian nasional yang mampu menghantarkan Indonesia sebagai bangsa yang maju dan makmur.

Potensi sumberdaya perikanan laut propinsi Sumatera Utara dengan panjang garis pantai 1.300 Km secara umum belum tergarap secara maksimal. Berdasarkan data tatistic Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Sumatera Utara tahun 2008 tercatat bahwa potensi sumberdaya perikanan tangkap yang tersedia sebesar 1,353.000 ton pertahun dan baru termanfaatkan sebesar 342.652 ton (25,33 %) dengan jumlah rumah tangga nelayan sebesar 30.906 RTP.

Tujuan penelitian
Tujuan kami melakukan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana saluran tataniaga di Pelabuhan Perikanan Sibolga .
 
 Metode penelitian
Metode yang kami gunakan untuk mengetahui saluran tataniaga perikanan di kota Sibolga ialah dengan melakukan wawancara, pengamatan, dan pengumpulan data.
 
 Manfaat penelitian
1. mengetahui bagaimana saluran tataniaga perikanan di kota Sibolga
2. mengetahui proses ekspor dan import ikan ke berbagai kota dan mancanegara
3. mengetahui proses awal penangkapan ikan hingga proses pelelangan ikan 

BAB II
PEMBAHASAN

LEMBAGA DAN SALURAN TATANIAGA
Lembaga tataniaga adalah badan-badan yang menyelenggarakan kegiatan atau fungsi tataniaga dengan mana barang-barang bergerak dari pihak produsen sampai pihak konsumen.Lembaga yang terdapat pada istilah tataniaga yaitu golongan produsen,pedagang perantara,dan lembaga pemberi jasa.
Golongan produsen adalah mereka yang tugas utamanya menghasilkan barang-barang.Mereka ini adalah nelayan,petani ikan, dan pengolah hasil perikanan.Mereka ini sering kali aktif melaksanakan beberapa fungsi tataniaga untuk menyalurkan hasil produksinya kepada konsumen.
Perorangan,perserikatan atau perseorangan yang berusaha dalam bidang tataniaga dikenal sebagai pedagang perantara.Lembaga ini mengumpulkan barang-barang yang berasal dari produsen dan menyalurkannya kepada konsumen.
Lembaga pemberi jasa adalah mereka yang memberi jasa atau fasilitas untuk memperlancar fungsi tataniaga yang dilakukan produsen atau pedagang perantara.

DENAH SALURAN TATANIAGA YANG ADA DISIBOLGA



Pengusaha pembeli ikan yang di maksud adalah suatu perusahaan atau pemilik perusahaan yang membeli ikan di TPI dari penangkap ikan(nelayan) dalam jumlah yang besar dan banyak yang akan diolah lagi, sehingga dapat dikonsumsi secara langsung oleh konsumen(misalnya restaurant).

Pabrik yang dimaksud disini adalah sebuah perusahaan yang membeli ikan dengan jumlah yang banyak dan akan dijual kembali kekonsumen akhir atau dijual keluar negri untuk di ekspor keluar negeri.

Pedangan pengecer yang dimaksud adalah seorang pedagang yang membeli ikan dengan jumlah banyak di TPI dan akan langsung dijual ke
konsumen,untuk dikonsumsi langsung.

TPI (Tempat Pelelangan Ikan) fungsinya hanyalah melayani pedagang pengencer untuk membeli ikan ke penangkap ikan(nelayan). TPI merupakan lembaga pemberi jasa atau fasilitas untuk memperlancar fungsi tataniaga.

TPI yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Mempunyai persediaan air bersih
- Mempunyai tempat penyimpanan es
- Mempunyai wadah atau keranjang untuk melelang ikan
- Lantai pelelangan dibuat dari ubin yang halus dan muda dibersihkan serta tidak terdapat genangan.


  Setelah sampai di TPI,ikan-ikan hasil tangkapan langsung dipindahkan kewadah pelelangan yang telah disiapkan. Untuk TPI yang mempunyai fasilitas kurang memadai,ikan-ikan hasil tangkapan tersebut ditumpahkan langsung kelantai los pelelangan. Proses pelelangan ini harus berlangsung pada pagi atau sore hari untuk menghindari suhu lingkungan yang terlalu tinggi.Ikan-ikan yang telah selesai dilelang harus secepatnya dipindahkan kewadah-wadah pengangkutan untuk didistribusikan kepabrik pengolahan atau pasar induk.

Berikut ini hal-hal prinsip yang perlu diperhatikan selama penanganan ikan dari pembongkaran sampai kepengangkutan keTPI :
1. Kontrol suhu ikan selama penanganan agar selalu dingin.
2. Lakukan penanganan dengan cepat dan tepat.
3. Perkecil sentuhan fisik secara langsung dengan ikan.
4. Hindari sengatan langsung sinar matahari pada tubuh ikan.
5. Perkecil terjadinya kontaminasi terhadap ikan.
Tak mengherankan bila ikan yang akan diperjualbelikan oleh pedagang dalam satu pasar atau dipasar yang lain mempunyai tingkat kesegaran yang berbeda meskipun didatangkan dari TPI yang sama.
Pemasaran ikan di tingkat pedagang biasanya dilakukan dengan cara panjang(display).

Dalam proses pemasaran ikan,tidak semua ikan habis terjual.
Ikan yang tidah habis terjual harus disimpan secepatnya dan diberi es pada wadah penyimpanannya. Dengan cara penyimpanan ini,ikan-ikan dapat dijual dan dipajang pada hari berikutnya. Kotak atau wadah penyimpanan ikan sebaiknya dibuat dari bahan-bahan yang mempunyai daya hantar panas lambat seperti styrofoam,plastik,atau fiberglass. Idealnya, kotak penyimpana ikan dibuat dari kombinasi bahan-bahan tersebut.

Barang-barang sebelum diterima oleh konsumen telah mengalami proses pengumpulan dan proses penyebaran dengan pedagang besar atau pedagang pengumpul sebagai titik akhir pengumpulan dan titik awal penyebaran.

Dalam penyaluran barang-barang dari pihak produsen kepihak konsumen terlihat satu sampai beberapa golongan pedagang perantara.Saluran tataniaga terdiri dari pedagang perantara yang membeli dan menjual barang dengan tidak menghiraukan apakah mereka itu memiliki barang dagangan atau hanya bertindak sebagai agen dari pemilik barang.

Panjang pendeknya saluran tataniaga yang dilalui oleh suatu hasil perikanan tergantung pada beberapa faktor,yaitu:
1. Jarak antara produsen dan konsumen.
2. Cepat tidaknya produk rusak.
3. Skala produksi.
4. Posisi keuangan pengusaha.

Keberhasilaln pengangkutan ikan segar adalah mempertahankan tingkat kesegaran ikan semaksimal mungkin selama pengangkutan berlangsung.
Proses pendistribusian tersebut dapat menggunakan alat-alat angkut seperti pesawat udara,kenderaaan bermotor,dan sepeda. Untuk tujuan ekspor umumnya digunakan pesawat udara,sedangkan untuk pemasaran lokal digunakan kendaraan bermotor atau sepeda.

1.Faktor-faktor yang mempengaruhi penangan dalam pengangkutan
     a. Media pendingin
     b. Alat angkut
     c. Pengelompokan ikan
     d. Wadah pengangkutan
     e. Lama perjalanan dan kondisi iklim

Rincian hasil wawancara

Gambar pukat:
Pukat berguna untuk menjaring ikan pada saat kapal  berlayar
 

Gambar dibawah ini adalah jenis-jenis ikan yang disalurkan di berbagai tempat, baik di kota Sibolga maupun mancanegara.



Setelah ikan di bongkar dari kapal, ikan dimasukkan ke dalam keranjang (blong) selanjutnya disorong langsung kemeja pelelangan.




Meja pelelangan

 

Setelah dari meja pelelangan, ikan akan di bawa ke ruang penyiangan ikan.




Setelah dari ruang penyiangan, ikan akan di packing ke dalam kotak lalu ikan akan di bawa ke ruang pendingin.



Setelah dari ruang pendingin, ikan yang telah beku di ekspor melalui angkutan darat.



Muatan ikan yang dapat di angkut oleh mobil angkutan adalah seberat 3-3,5 ton permobil .

 
Pengekesporan biasanya dilakukan ke berbagai tempat, antara lain :
 Batang toru, Sidempuan, Tarutung, Dumai, Jakarta, Malaysia, Thailand,  dan Singapore.

Sebelumnya, berikut cara-cara pembuatan es


Gambar diatas adalah alat pencetak es


Alat pencetak yang telah di isi air, garam dan amoniak akan membeku
dan terbentuk dalam jangka waktu 12 jam 



Es yang telah membeku akan di simpan di gudang penyimpanan es
Harga perbatang es berkisar Rp.12.000/batang/60kg

BAB III 
PENUTUP


Kesimpulan
Dari hasil penjelasan di atas kita dapat mengetahui tentang proses saluran tataniaga yang ada di Sibolga, baik dari proses pembongkaran di kapal sampai ke proses pelelangan ikan . hingga pengeksporan ikan ke berbagai kota dan mancanegara